Sunday, May 1, 2011

Perawatan Sistem Pneumatik


9.1.  Perawatan Sistem Pneumatik.
Pada dasarnya semua udara mampat harus diolah sebelum dimasukkan kedalam setiap instalasi pneumatik atau hidropneumatik untuk memindahkan energi (untuk menggerakkan alat atau mesin. Udara mampat yang tidak diolah sangat merusak pengerjaan yang bersangkutan dan efisiensi dari bahan-bahan yang digerakkan oleh udara mampat (seperti katup, perkakas, silinder, motor).
Untuk menghilangkan semua sumber gangguan sebaik mungkin, sudah pasti perlu dipasang berbagai pengolah udara dalam saluran masuk dan keluar dari satu instalasi pneumatik. Agar supaya kerja dan pengendalian pneumatik dapat berfungsi tanpa kesulitan, kualitas udara kompresor sebagai pendukung energi, harus memenuhi beberapa syarat:
1.      Seperti telah diketahui kompresor menghisap udara atmosfer dan biasanya dimampatkan sampai 7 – 9 bar, oleh lingkungan udara ini sedikit banyak kotor dan lembab.
2.      Pengotoran-pengotoran dalam udara yang disisap, yang berasal dari jaringan aluran (seperti partikel debu, karat, dsb) akan mempercepat pengausan dari bidang jalan atau luncur dan juga unsur perapat.
3.      Udara kompresor harus berada dalam keadaan sekering mungkin. Lembab dalam udara kompresor dalam bentuk air kondensat (embun) dapat menyerang semua saluran, sambungan, katup, dan alat-alat yang tidak dilindungi (bahaya korosi) dan juga dapat mengganggu pekerjaan.
4.      Udara kompresor harus mengandung kabut minyak, yang dimaksud agar supaya udara kompresor membawa serta minyak pelumas yang dibutuhkan untuk melindungi kerja peralatan, dalam bentuk kabut minyak yang halus yaitu untuk:
  1. Untuk mencegah keausan.
  2. Untuk mengurangi friksi (kerugian gesek).
  3. Untuk membentuk lapisan pelindung terhadap karat dan korosi.
5.      Kompresor menghasilkan udara mampat secara berganti-ganti atau bergelombang, maka tekanan udara akan berfluktuasi antara nilai maksimum dan nilai minimum (9 sampai 7 bar). Fluktuasi ini mempunyai pengaruh yang merugikan (negatif):
  1. Kecepatan torak dan elemen kendali.
  2. Tenaga torak.
Fluktuasi ini juga mengakibatkan getaran dan gaduh (bising) yang menggangu dan melelahkan.
6.      Tekanan udara harus sekonstan mungkin untuk setiap alat atau mesin (perkakas, silinder, air gun), juga pada tekanan yang berfluktuasi dalam jaringan. Dengan menggunakan pengatur tekanan dapat disesuaikan tingkat tekanan yang diinginkan, masing-masing dengan membuatnya atau dipertahankan supaya selalu konstan.

9.2.  Perbaikan Sistem Pneumatik.
Perawatan sistem Pneumatik terdiri dari memperbaiki, mencari gangguan, pembersihan dan pemasangan komponen, dan uji coba pengoperasian.Tindakan pencegahan untuk menjaga udara dalam sistem selalu terjaga kebersihannya. Saringan dalam komponen harus selalu dibersihkan dari partikel-partikel metal yang mana hal tersebut dapat menyebabkan keausan pada komponen. Setiap memasang komponen Pneumatik harus dijaga kebersihannya dan diproteksi dengan pita penutup atau penutup debu dengan segera setelah pembersihan. Memastikan ketika memasang kembali komponen tidak ada partikel metal yang masuk ke dalam sistem. Sangat penting mencegah masuknya air, karena dapat menjadi penyebab sistem tidak dapat memberikan tekanan. Operasi dalam temperatur rendah, walaupun terdapat jumlah air yang sangat kecil dapat menjadi penyebab serius tidak berfungsinya sistem. Setiap tahap perawatan harus memperhatikan masuknya air kedalam sistem. Kebocoran bagian dalam komponen, selama kebocoran pada O-Ring atau posisinya, yang mana ketika pemasangan tidak sempurna atau tergores oleh partikel metal atau sudah batas pemakaian.

No comments:

Post a Comment